Hal wajar apabila seorang ibu yang
baru melahirkan ingin melakukan sesuatu untuk mengasuh dan merawat bayinya
dengan sempurna. Tetapi kerjasama dan berbagi tugas dengan suami juga perlu
agar Anda tidak kesusahan sewaktu mengerjakan semuanya sendirian. Selain
merawat bayi dan membangun hubungan dengan anggota keluarga lain, Anda juga
punya waktu untuk istirahat. Ayah misalnya, selain membantu tugas Anda merawat
bayi, ia juga bisa menghabiskan waktu khusus bersama si kecil. Misalnya,
bermain bersama, memberi makan bayi, mengganti popok, menidurkan bayi, atau
duduk sambil menyanyi dan memeluk bayi, adalah usaha mendekatkan hubungan ayah
dengan anak. Dengan cara ini, seorang ayah juga bisa benar-benar menikmati
rasanya menjadi seorang sekaligus ayah. Apabila Anda memiliki anak terdahulu,
ajaklah dia untuk berperan serta dalam menjaga dan mengajak bermain si adik.
Atau, bisa juga mulai memberikan tanggung jawab dalam membereskan mainannya
sendiri. Dengan demikian, seluruh anggota keluarga merasakan kehadiran anggota
baru dengan bersemangat dan bersuka cita.
Ketika menjalani masa-masa
kehamilan-apalagi usia kandungan yang telah tua, seorang ibu biasanya ingin
segera melihat kelahiran si bayi yang dikandungnya. Mirip siapkah dia nantinya?
Ibu atau bapaknya? Dan jauh dilubuk hati, semoga saat persalinan diberikan
kemudahan dan keringanan. Semuanya diharapkan berjalan tanpa kendala dan beban.
Lantas, bagaimana nanti setelah melahirkan si bayi kesayangannya? Nah, seorang
ibu tentunya harus sudah siap memberikan ASI kepada bayinya. Oleh karena itu,
persiapan ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin karena ASI adalah makanan yang
paling utama dan terbaik dari susu formula mana pun bagi si buah hati.
Dihal lain, keluarnya ASI yang akan
dihasilkan seorang ibu tidak tergantung pada ukuran besarnya payudara, tetapi
lebih berpengaruh pada makanan yang bergizi, yang dikonsumsi selama kehamilan
dan sewaktu menyusui. Bentuk dan ukuran puting payudara pun memengaruhi dalam
keberhasilan sewaktu menyusui. Oleh karena itu, bentuk puting yang baik dan
normal dapat digerakkan dengan bebas. Hal ini dapat ditentukan dengan menekan
ibu jari dan jari telunjuk pada areola sehingga puting jadi menonjol. Sering
ditemui pula dimana putting ibu tidak menonjol ke luar. Faktor tersebut
disebabkan oleh lengketnya sekitar areola atau puting masuk ke dalam dan
menyebabkan susahnya menyusui. Karenanya, dianjurkan menggunakan alat yang
ditempelkan diareola selama beberapa minggu secara terus-menerus sehingga
diharapkan puting akan berfungsi dengan baik sewaktu menyusui.
A.
Hal yang perlu diperhatikan
saat memberi ASI
Sebelum ibu menyusui,
hendaknya rawatlah payudara ibu agar saat menyusui, ASI yang diproduksi akan
menjadi banyak dan subur. Terkadang, tidak keluarnya ASI waktu menyusui
dikarenakan adanya sumbatan saluran karena tekanan yang meningkat. Akibatnya,
produksi ASI pun menurun. Oleh karenanya, calon ibu mulai dari minggu sebelum
melahirkan diupayakan memijat-mijat payudaranya. Pemijatan bisa dimulai dari
daerah pinggir ke arah puting untuk mengelastiskan sel-sel yang mungkin dapat
tersumbat pada hari-hari berikutnya.
Berikut penulis sajikan
tips sebelum menyusui dan saat menyusui.
1.
Rawatlah puting yang mungkin
luka atau kering dengan mengoleskan krim antiseptik. Dan, bersihkan dulu puting
dengan air hangat saat akan menyusui.
2.
Pada minggu-minggu terakhir
sebelum melahirkan,urutlah payudara sesering mungkin tiap kali sehabis mandi
dengan handuk untuk merangsang mengalirnya aliran darah ke payudara.
3.
Konsumsilah makanan yang
bergizi, yang berenergi, mengandung protein, vitamin, dan mineral cukup.
4.
Jangan mamaksakan bayi untuk
tetap menyusu jika si kecil menolaknya.
5.
Susuilah bayi sedini mungkin,
bahkan lebih bagus lagi berikanlah ASI sehabis persalinan. Pada umumnya,
sebelum 5 jam setelah melahirkan, harus telah dicoba untuk menyusui si bayi.
Andaipun ASI belum keluar, hal ini dimaksudkan untuk memberi rangsangan
terhadap ASI.
6.
Apabila pada dua hari pertama
ASI belum banyak, jangan biarkan bayi mengisap terlalu lama. Sebaiknya, cukup
beberapa menit saja untuk menghindarkan rasa sakit pada puting dan merangsang
keluarnya ASI. Hal berikutnya dapat disusui selama 15-20 menit tiap kalinya,
walau sebagian besar ASI keluar 5-10 menit pertama ditiap payudara.
7.
Waktu menyusui disesuaikan
dengan kegiatan Anda dirumah dan tidak perlu dijadwalkan karena biasanya bayi
lapar tak tentu waktu.
8.
Apabila bayi menangis, kadang
bukan berarti dia lapar, bisa saja disebabkan oleh perut mual atau mulas
setelah minum ASI. Mungkin juga karena sakit.
9.
Awal minggu pertama penyusuan,
terkadang Anda merasakan sakit dibagian perut bawah. Hal ini disebabkan oleh
refleks rahim terhadap proses menyusui. Jangan khawatir, rasa ini akan hilang
dengan sendirinya seiring bergulirnya waktu.
B.
Manfaat ASI
Seperti telah banyak
diketahui, ASI adalah makanan paling utama bagi bayi. Dengan adanya ASI,
berarti sang ibu telah memberikan awal kehidupan terbaru dan terbaik bagi si
bayi tersayang. Dengan ASI, Anda dapat memenuhi kebutuhan bayi. Kandungan yang
terdapat didalam ASI adalah jenis bakteri prebiotik. Adapun yang dimaksud
prebiotik adalah sejenis zat makanan yang sedikit dicerna, kemudian apabila
terkonsumsi maka berfungsi memperbaiki kesehatan dengan efek menstimulasi
pertumbuhan dan aktivitas “bakteri baik” didalam usus.
Oleh karena itu, prebiotik
sangat dibutuhkan dalam saluran pencernaan sejak awal kehidupan, yaitu ketika
si bayi baru dilahirkan. Umumnya, saat si bayi lahir, kondisi ususnya masih
steril (bersih). Selain itu, “bakteri baik” ini bekerja melawan virus, sehingga
melindungi bayi dari kemungkinan infeksi yang masuk lewat saluran pencernaan.
ASI juga mengandung asam lemak yang penting dalam membantu perkembangan
kecerdasan bayi.
Sekali lagi penulis
nyatakan, ASI adalah makanan yang paling penting bagi bayi. Untuk itu, sang ibu
harus memberikan ASI dengan segera kepada buah hatinya dengan mempertimbangkan
manfaat berikut.
a.
ASI bersifat alami.
b.
ASI mengandung semua gizi dan
antibodi yang dibutuhkan bayi.
c.
ASI mengurangi risiko diabetes
dan leukemia dini.
d.
ASI membantu melindungi bayi
dari infeksi saluran pernapasan dan telinga, serta beberapa jenis alergi,
seperti asma dan eksem.
e.
Bayi yang mengonsumsi ASI,
setelah dewasa cenderung tidak kegemukan.
C.
Posisi yang baik dan nyaman
saat menyusui
Saat menyusui, posisi yang
baik dan nyaman sangatlah penting agar ibu dan bayi tenang sewaktu menyusui.
Lalu, bagaimanakah cara yang tepat untuk menciptakan suasana demikian?
Sebenarnya, kebanyakan masalah sekitar menyusui dapat diatasi dengan mudah.
Berikut penulis paparkan beberapa tips praktis seputar menyusui.
a.
Sebelum menyusui duduklah
dengan nyaman dikursi. Jika perlu gunakan bantal penyangga agar punggung tidak
pegal.
b.
Peluklah si kecil dengan satu
tangan. Usahakan posisi kepala, bahu, dan tubuhnya dalam keadaan lurus, serta
posisi perut menempel ke tubuh ibu.
c.
Sejajarkan hidung bayi dengan
puting ibu. Sentuh pipi bayi ibu dengan jari agar ia menengok ke arah puting.
d.
Setelah mulutnya terbuka,
dekatkan mulut bayi ke puting.
e.
Bayi dapat menyusu dengan baik
jika area areola (kulit gelap yang mengelilingi puting) berada didalam
mulutnya. Dengarkanlah suaranya ketika menelan ASI.
f.
Jika tangan si bayi berada
ditempat yang sekiranya menghalangi penyusunan, aturlah kembali ke sisi
badannya, atau berikan telunjuk ibu agar bayi menggenggamnya. Jangan panik jika
bayi sesekali berhenti minum ASI. Hal ini wajar. Bila ibu merasa tidak nyaman
atau bayi yang tidak minum ASI dengan baik, mungkin hal ini disebabkan posisi
yang kurang nyaman.
g.
Bersabarlah, setelah dua atau
tiga hari, ibu dan bayi tentu bisa menemukan posisi menyusui paling nyaman.
Indikasi bayi sudah cukup ASI
Ketika bayi sudah cukup minum ASI, biasanya
dia akan melepaskan isapannya. Akan tetapi, kadang-kadang bayi terhenti sejenak
sewaktu minum ASI. Kalau dia masih ingin mengisap ASI lagi, berarti dia masih
lapar. Dengan demikian, apabila Anda memberikan ASI dengan intens dan
berkelanjutan maka si kecil akan segera tampak pertumbuhannya. Adapun
tanda-tanda bayi sudah cukup terpenuhi kebutuhan ASI, sebagai berikut.
a.
Berat badannya mulai bertambah
setelah dua minggu pertama.
b.
Kulit bayi merona sehat dan
pipinya kencang saat Anda mencubitnya.
c.
Bayi terlihat kenyang setelah
minum ASI.
d.
Payudara dan puting Anda tidak
terasa terlalu nyeri.
e.
Payudara Anda kosong dan terasa
lebih lembek setelah menyusui.
f.
Setelah berumur beberapa hari,
bayi akan buang air besar (BAB) dengan tinja yang berwarna kuning atau gelap
dan mulai berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.
Indikasi bayi belum cukup ASI
Saat menyusui, Anda mesti selalu
memperhatikan bagaimana reaksi si kecil. Jangan sampai bayi Anda merasa tidak
nyaman karena pemberian ASI yang tak cukup. Pastikanlah cukup mencukupkan
kebutuhan gizinya, terutama ASI. Dengan tercukupinya ASI maka pertumbuhan dan
perkembangannya juga semakin optimal tentunya. Dibawah ini merupakan indikasi
yang perlu diketahui oleh ibu muda pada masa persusuan terkait belum cukupnya
ASI yang dikonsumsi si bayi.
a.
Dia tampak bosan dan gelisah
sepanjang waktu, yang biasanya rewel. Bisa jadi dia akan sulit tidur.
b.
Jika dia menangis, berarti
masih lapar. Jika hal ini terjadi berkali-kali, sebaiknya segera konsultasikan
dengan dokter anak.
c.
Dia membuat suara
berdecap-decap sewaktu minum ASI, atau ibu tidak dapat mendengarnya menelan.
Ini bisa berarti dia tidak minum ASI dengan benar karena ASI tidak keluar dengan
lancar.
Warna kulitnya menjadi agak kuning, dan tampak
masih berkerut dalam minggu pertama
Baca juga: Pelangsing dan Pemutih aman untuk Ibu Menyusui
Baca juga: Pelangsing dan Pemutih aman untuk Ibu Menyusui
Persiapan Ibu Untuk Menyusui
4/
5
Oleh
Admin